Cara Menghitung Cicilan KPR Secara Manual yang Terbukti Akurat baru

Cara Menghitung Cicilan KPR Secara Manual yang Terbukti Akurat

Apakah Anda sedang berencana membeli rumah dan ingin mengetahui berapa cicilan KPR yang harus dibayar setiap bulan?

KPR adalah pinjaman yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya kepada individu untuk membeli rumah. Sebelum mengajukan KPR, penting bagi kita untuk memahami cara menghitung cicilan KPR secara manual. Dengan menguasai rumus KPR, kita bisa memperkirakan kemampuan finansial dan menghindari beban cicilan yang terlalu berat.

Pada dasarnya, cara hitung cicilan KPR terdiri dari dua komponen utama: cicilan pokok dan cicilan bunga. Total cicilan KPR per bulan adalah penjumlahan dari cicilan pokok dan cicilan bunga per bulan. 

Selain itu, perlu diketahui bahwa suku bunga KPR dapat bersifat tetap (fixed rate) yang berarti tingkat bunga tidak berubah sepanjang masa pinjaman, atau dapat bersifat mengambang (floating rate) yang berarti tingkat bunga dapat berubah sesuai dengan perubahan dalam pasar keuangan.

Hal penting lainnya, tenor atau jangka waktu pinjaman juga memengaruhi besaran cicilan. Makin panjang tenor yang dipilih, makin besar pula suku bunga yang dikenakan, sedangkan makin pendek tenor, makin kecil rate-nya.

Di artikel ini, kami akan menjelaskan cara menghitung KPR manual dengan berbagai metode yang terbukti akurat. Kami juga akan memberikan contoh-contoh sederhana agar Anda lebih mudah memahami proses perhitungannya. Mari kita mulai!

Rumus Dasar Cara Menghitung Cicilan KPR

Memahami rumus dasar perhitungan KPR adalah langkah penting sebelum mengajukan kredit rumah. Dengan pengetahuan ini, kita bisa memperkirakan kemampuan finansial secara lebih akurat.

Apa itu cicilan pokok dan bunga?

Cicilan KPR terdiri dari dua komponen utama yang perlu dipahami:

Cicilan pokok adalah pembayaran untuk mengurangi jumlah pinjaman utama yang telah kita terima dari bank. Jumlahnya tetap sepanjang masa kredit dan dihitung dengan membagi total pinjaman dengan tenor dalam bulan.

Cicilan bunga adalah biaya yang dibebankan bank atas jasa peminjaman uang. Jumlah bunga bergantung pada suku bunga yang diterapkan, jumlah pinjaman, dan jangka waktu kredit.

Kedua komponen ini dijumlahkan untuk mendapatkan total cicilan KPR yang harus dibayarkan setiap bulan.

Rumus KPR manual yang paling umum digunakan

Untuk menghitung cicilan KPR secara manual, rumus yang umum digunakan adalah:

  1. Cicilan pokok = Pinjaman / Tenor dalam bulan
  2. Cicilan bunga per bulan = Pinjaman × Bunga tetap (%) × Tenor dalam tahun / Tenor dalam bulan
  3. Total cicilan KPR per bulan = Cicilan pokok + Cicilan bunga per bulan

Selain itu, terdapat rumus alternatif yang lebih kompleks namun lebih akurat: Cicilan Bulanan = (P × r × (1 + r)^n) / ((1 + r)^n – 1)

Di mana:

  • P = Pokok pinjaman
  • r = bunga per bulan
  • n = tenor (dalam bulan)

Contoh sederhana perhitungan cicilan KPR

Misalnya, Tuan Anton ingin membeli rumah dengan KPR fixed rate senilai Rp300 juta dengan bunga 5% per tahun dan tenor 10 tahun (120 bulan).

Perhitungannya:

  • Cicilan pokok = Rp300.000.000 / 120 = Rp2.500.000
  • Cicilan bunga per bulan = Rp300.000.000 × 5% × 10 / 120 = Rp1.250.000
  • Total cicilan KPR per bulan = Rp2.500.000 + Rp1.250.000 = Rp3.750.000

Jadi, Tuan Anton harus membayar Rp3.750.000 per bulan selama 10 tahun.

Perlu diingat bahwa cicilan ideal seharusnya tidak lebih dari 30-35% dari penghasilan bulanan. Dengan demikian, jika Tuan Anton memiliki penghasilan Rp12 juta per bulan, cicilan sebesar Rp3,75 juta masih dalam batas aman kemampuan finansialnya.

Cara Menghitung Cicilan KPR Fixed Rate

cara menghitung cicilan kpr secara manual yang terbukti akurat

Image Source: CreditXpert

KPR dengan bunga tetap (fixed rate) menawarkan kepastian dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Dengan pemahaman yang tepat tentang cara perhitungannya, Anda bisa membuat keputusan finansial yang lebih bijak.

Karakteristik bunga tetap

Bunga fixed rate memiliki beberapa ciri khas yang menguntungkan:

  • Besaran bunga tetap selama periode yang ditentukan atau bahkan sepanjang masa kredit
  • Jumlah angsuran yang sama setiap bulannya memberi kemudahan dalam menyiapkan keuangan tanpa khawatir risiko kenaikan bunga
  • Tidak ada biaya penalti jika cicilan KPR dilunasi di tengah masa pinjaman
  • Memberi perlindungan dari fluktuasi ekonomi karena cicilan tidak akan berubah

Bunga tetap sangat menguntungkan pada saat kondisi ekonomi tidak stabil, karena Anda tidak perlu khawatir angsuran akan naik meski suku bunga pasar meningkat.

Langkah-langkah menghitung cicilan fixed rate

Untuk menghitung cicilan KPR dengan bunga tetap, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Tentukan jumlah pokok kredit (setelah dikurangi uang muka)
  2. Tetapkan suku bunga fixed rate dalam persentase tahunan
  3. Tentukan tenor kredit dalam tahun dan bulan
  4. Hitung cicilan pokok = Pokok kredit ÷ tenor dalam bulan
  5. Hitung cicilan bunga = Pokok kredit × bunga per tahun × tenor dalam tahun ÷ tenor dalam bulan
  6. Jumlahkan cicilan pokok dan cicilan bunga untuk mendapatkan total cicilan per bulan

Contoh perhitungan fixed rate

Sebagai ilustrasi, Ibu Halimah membeli rumah dengan kredit sebesar Rp720 juta, bunga fixed 5% per tahun, dan tenor 10 tahun (120 bulan). Perhitungannya sebagai berikut:

  • Cicilan pokok = Rp720 juta ÷ 120 = Rp6 juta
  • Cicilan bunga = Rp720 juta × 5% × 10 ÷ 120 = Rp3 juta
  • Total cicilan = Rp6 juta + Rp3 juta = Rp9 juta per bulan

Dengan demikian, Ibu Halimah harus membayar cicilan sebesar Rp9 juta setiap bulan selama 10 tahun. Jumlah ini tidak akan berubah selama masa kredit, memberikan kepastian dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.

Cara Menghitung Cicilan KPR Floating, Capped, dan Hybrid

cara menghitung cicilan kpr secara manual yang terbukti akurat

Image Source: FasterCapital

Selain KPR dengan bunga tetap, terdapat jenis bunga lain yang perlu dipahami sebelum mengambil keputusan kredit pemilikan rumah. Mari kita bahas cara menghitung cicilan KPR dengan beragam tipe bunga yang ditawarkan bank.

Perbedaan floating, capped, dan hybrid

Bunga KPR floating atau mengambang merupakan kebalikan dari bunga fixed. Sifat bunga floating selalu berubah-ubah dalam jangka waktu tertentu berdasarkan suku bunga pasar atau kebijakan bank. Umumnya, suku bunga floating mengikuti perkembangan tingkat BI rate.

Berbeda dengan floating, bunga capped memiliki batas maksimum dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, jika Anda mengambil KPR dengan bunga cap 10% selama 3 tahun, maka selama periode tersebut, suku bunga dapat berubah mengikuti pasar namun tidak akan melebihi batas 10%.

Sementara itu, bunga hybrid menggabungkan sistem fixed dengan cap atau floating. Pada umumnya, penerapan sistem campuran dilakukan secara bertahap. Misalnya, untuk 2 tahun pertama berlaku bunga fixed 10%, kemudian 2 tahun berikutnya 12% cap, dan setelahnya berlaku bunga floating.

Simulasi perhitungan floating rate

Untuk menghitung cicilan dengan bunga floating, gunakan rumus:

  • Cicilan pokok = Pinjaman / Tenor dalam bulan
  • Cicilan bunga = Pinjaman × Suku bunga tahun berjalan / 12
  • Total cicilan = Cicilan pokok + Cicilan bunga

Sebagai contoh, Tuan A meminjam Rp400 juta dengan tenor 10 tahun. Pada tahun ketiga, suku bunga floating naik menjadi 11%. Perhitungannya:

  • Cicilan pokok = Rp400 juta / 120 = Rp3.333.333
  • Cicilan bunga = Rp400 juta × 11% / 12 = Rp3.666.667
  • Total cicilan = Rp7.000.000 per bulan

Simulasi perhitungan capped rate

Dengan prinsip yang sama seperti floating rate, namun dengan batas maksimal bunga, perhitungan capped rate melindungi nasabah dari kenaikan bunga berlebih.

Misalnya, dengan pinjaman dan tenor yang sama seperti contoh sebelumnya, namun dengan cap 9%, maka perhitungannya:

  • Cicilan pokok = Rp400 juta / 120 = Rp3.333.333
  • Cicilan bunga = Rp400 juta × 9% / 12 = Rp3.000.000
  • Total cicilan = Rp6.333.333 per bulan

Simulasi perhitungan hybrid rate

Hybrid rate menggabungkan beberapa jenis bunga dalam satu tenor KPR. Sebagai ilustrasi, bank menawarkan skema:

  • 3 tahun pertama: fixed rate 5%
  • 2 tahun berikutnya: capped rate maksimal 10%
  • Sisa tenor: floating rate

Jadi pada 3 tahun pertama, cicilan bulanan akan tetap. Pada 2 tahun berikutnya, cicilan akan mengikuti suku bunga pasar namun tidak lebih dari 10%. Setelah periode tersebut berakhir, cicilan akan sepenuhnya mengikuti fluktuasi suku bunga pasar.

Perhitungan di setiap tahap menggunakan rumus yang sesuai dengan jenis bunga yang berlaku pada periode tersebut.

Faktor Tambahan yang Mempengaruhi Cicilan KPR

Perhitungan cicilan KPR tidak hanya dipengaruhi oleh rumus dasar saja. Berbagai faktor tambahan juga berperan penting dalam menentukan jumlah cicilan yang harus dibayarkan setiap bulannya.

Tenor dan jumlah pinjaman

Tenor atau jangka waktu pinjaman sangat memengaruhi besaran cicilan KPR. Untuk pinjaman dalam jumlah besar seperti KPR, biasanya diberikan tenor yang lebih panjang guna meringankan cicilan bulanan. Meskipun demikian, tenor panjang membuat total bunga yang dibayarkan semakin besar.

Kemampuan finansial atau daya bayar juga menentukan tenor yang dipilih. Seseorang dengan pendapatan stabil dan besar mungkin lebih memilih tenor pendek karena dapat melunasi cicilan lebih cepat.

Pengaruh suku bunga pasar

Suku bunga acuan Bank Indonesia sangat memengaruhi tinggi rendahnya bunga KPR. Ketika BI Rate turun, seperti pemangkasan menjadi 4,75% pada September 2025, beban cicilan nasabah menjadi lebih ringan dan risiko gagal bayar menurun.

Namun, dampak penurunan suku bunga acuan membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk menurunkan suku bunga kredit karena bank memerlukan waktu menata struktur biaya dana pihak ketiga.

Biaya tambahan: notaris, asuransi, provisi

Saat mengajukan KPR, ada beberapa biaya tambahan yang perlu dipersiapkan:

  • Biaya notaris untuk pembuatan akta kredit dan pengurusan dokumen. Biayanya berbeda-beda tergantung pada nilai transaksi rumah atau plafon KPR, serta lokasi properti
  • Asuransi jiwa yang berfungsi melunasi sisa pokok pinjaman jika debitur meninggal dunia
  • Biaya provisi sebagai biaya jasa atas persetujuan bank terhadap KPR yang diajukan, umumnya sebesar 1% dari nilai pinjaman

Ketiga biaya ini wajib dipersiapkan sejak awal proses pengajuan KPR untuk menghindari kendala di tengah jalan.

Kesimpulan

Memahami cara menghitung cicilan KPR secara manual tentunya memberikan banyak keuntungan bagi kita sebagai calon debitur. Dengan pengetahuan ini, kita bisa membuat perencanaan keuangan yang lebih matang sebelum mengambil keputusan penting dalam pembelian rumah. Selain itu, perhitungan manual memberi kita gambaran jelas tentang kemampuan finansial dan menghindari risiko gagal bayar di kemudian hari.

Pada dasarnya, setiap jenis bunga KPR memiliki karakteristik berbeda yang perlu dipertimbangkan. Bunga fixed rate memberikan kepastian jumlah cicilan sepanjang masa kredit, sedangkan floating rate menawarkan fleksibilitas mengikuti kondisi pasar. Sementara itu, capped rate dan hybrid rate menjadi alternatif yang menggabungkan kelebihan dari sistem bunga lainnya.

Penting untuk diingat bahwa total cicilan KPR tidak hanya ditentukan oleh pokok pinjaman dan bunga. Tenor, kondisi ekonomi, dan biaya tambahan seperti notaris, asuransi, dan provisi juga memengaruhi beban finansial yang harus ditanggung. Oleh karena itu, perhitungan yang cermat dan komprehensif sangat diperlukan.

Meskipun berbagai aplikasi dan kalkulator KPR online tersedia saat ini, kemampuan menghitung secara manual tetap menjadi keterampilan berharga. Dengan rumus-rumus yang telah dijabarkan dalam artikel ini, kita bisa memperkirakan cicilan KPR sendiri tanpa bergantung sepenuhnya pada perhitungan pihak bank.

Akhirnya, keputusan mengambil KPR sebaiknya didasarkan pada perhitungan yang akurat dan pertimbangan matang. Pastikan cicilan bulanan tidak melebihi 30-35% dari penghasilan untuk menjaga kesehatan finansial jangka panjang. Dengan pemahaman yang baik tentang cara menghitung KPR secara manual, kita bisa mewujudkan impian memiliki rumah tanpa harus terbebani hutang berlebihan.

Tinggalkan Balasan